Kajian Seerah Part 6 Perang Hunain Matematika Manusia Penyebab Kekalahan-...



Suatu pagi, kami berbincang tentang 'masalah semasa' tentang  golongan yang  tidak tahan diuji  kerana sentiasa  bertindak balas dengan respon yang negatif menunjukkan kuasa dan kedudukan masing-masing untuk menindas  pihak yang 'diam' dan bersabar. 

Suami ibu yang sahabat kenalinya sebagai  'Gedung Tarbiyah' berpesan kita belajarlah dari kisah Perang Hunain. Segalanya   bermula  dari penyakit hati yang berkubang sekian lama tanpa usaha untuk dibersihkan. Rasulullah SAW sudah tunjukkan  proses  tarbiyah dengan Madrasah  Rasulullah SAW berpaksikan Akidah Tauhid, perbaiki ibadah dan indahkan akhlak. Segala masalah bermula apabila manusia  gelojoh  ingin  mengejar natijah  dunia . Penyakit-penyakit hati itu  tidak akan keluar tanpa kerendahan hati untuk diproses. Subhanallah, terima kasih Ya Allah kerana  berikan jawapan yang tepat ini...Amiin.

Hampir  seminggu  ibu mencari artikel  dan you tube berkaitan perang Hunain. Alhamdulillah  Allah izin dapat jumpa you tube di atas.  Beberapa kali kami ulang-ulang  dengar  selepas selesai  program Unit   Latihan  Bangi Ke Pejabat sementara menunggu ke pejabat pencen  di Cyber Jaya. Selepas selesai segalanya di pejabat pencen Allah izin kami  dapat mengkhatamkan ceramah  Ustaz  Budi untuk menghayati  perjuangan Rasulullah SAW  ketika  Perang  Hunain.  Terasa seolah-olah kami juga turut  berada dalam perang Hunain ketika mendengarnya samada  nak istiqomah ikut perjuangan Rasulullah atau ikut puak-puak  yang 'gilakan' dunia berupa harta, isteri, anak-anak dan segala kemudahan dunia. Subhanallah, hampir menitis  air mata  kami mendengarnya sepanjang  perjalanan pulang  ke Tunjung  Perlis.


Dari penyampaian  Ustaz Budi yang dapat kami fahami dan sama-sama kita renungkan apakah pilihan akhir kita  untuk dapatkan 'Husnul Khotimah' di sisi Allah? 

Fikirkanlah  mengapa pembahasan perang  Badar dan Hunain digabungkan? (padahal jarak kejadian antara keduanya 7 tahun)

Ibnu Qayyim dalam Zadul Maad mengatakan, “Sesungguhnya Allah memulai peperangan melawan Arab Quraisy ( not  yet  Muslim)  dengan Perang Badr dan menutup peperangan melawan Arab dengan Perang Hunain. 

Oleh kerana itulah digabungkan sebutan kedua-duanya, walaupunpun jarak antara keduanya 7 tahun. Para malaikat ikut berperang bersama Muslimin dalam  kedua-dua perang ini. Nabi juga melemparkan kerikil atau pasir  ke wajah musuh dalam kedua-dua perang ini. Dengan dua perang ini, maka padamlah segala usaha Arab Quraisy  yang 'not yet Muslim'  untuk memerangi muslimin.”

Teliti  dan renungi  surah At-Taubah: 25-27
tulisan arab alquran surat at taubah ayat 25-27




“Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai orang-orang mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu ketika kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dan bercerai-berai. (QS. 9:25) 

Kemudian Allah memberi ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Allah telah menurunkan bala tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang-orang yang kafir, dan demikian pembalasan kepada orang-orang yang kafir. (QS. 9:26) 

Sesudah itu Allah menerima taubat dari orang-orang yang dikehendaki-Nya. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 9:27)” (at-Taubah / al-Bara’ah: 25-27)

Antara perang Badr dan perang Hunain ada pola yang mirip. Perbezaannya, Allah menjelaskan Perang Badr secara panjang lebar di surat Al-Anfal. Sedangkan untuk Perang Hunain hanya Allah jelaskan di tiga ayat surat At-Taubah, ayat 25-27. 

Menurut Mujahid, ayat 25 ialah ayat yang pertama turun dari At-Taubah.  Di ayat sebelumnya (ayat 24), Allah mengancam dengan hukuman jika umat Islam lebih mementingkan kecintaan terhadap dunia dibandingkan kecintaan terhadap Allah, Rasul-Nya, dan jihad fii sabilillah. Apa kaitan ayat ini dengan ayat setelahnya?


Ar-Razi dalam Mafatihul Ghaib mengatakan, “Kerana manusia membaca ayat 24 dengan perasaan sangat berat, dan manusia seperti merasa kehilangan dengan semua itu, maka Allah memberikan pertolongan yang amat besar melebihi apa yang manusia cintai. Tidak hanya di akhirat, namun juga di dunia.”
Di Hunain, muslimin mendapat 4000 uqiyah perak (1 uqiyah senilai 40 dirham), 24K (24000) ekor unta, 40K (40,000) ekor kuda perang, kambing, lembu, peralatan perang, dan lain-lain yang sangat banyak jumlahnya.
Asy-Sya’rawi mengatakan, “Jika seseorang sudah benar-benar mencintai Allah di atas dunia, maka Allah akan menolongnya di setiap peperangan.”
Bagi orang yang mencintai dunia di atas akhiratnya, maka Allah akan menjauhkan dunia berikut akhiratnya. (Dia akan kehilangan akhirat bahkan dunianya sekali)
Arab Badwi sangat memahami makna pilihan firman  yang Allah gunakan dalam Al-Quran. dalam surat At-Takatsur ayat 1 dan 2, misalnya.

‘Zurtumul Maqoobir’ berarti ‘ziarah’ (penulis fahami sebagai 'transit' di alam barzakh) ke dalam kubur. Arab Badwi  berkata, “Wallahi, kalian pasti akan dibangkitkan.” Hal ini kerana tiap orang yang berziarah akan kembali ke rumahnya (di akhirat).


Perang Hunain terjadi di bulan Syawal, sekitar 19 hari setelah Nabi Muhammad tinggal di Makkah setelah Fathu Makkah. Diawali dengan berita tentang Bani Tsaqif dan Hawazin yang hendak menyerang Rasulullah.
Di tahun 10 kenabian, Nabi mendatangi Bani Tsaqif (Thaif) berdua dengan Zaid. Namun setelah Fathu Makkah, Nabi mendatangi Thaif bersama 12,000 orang. Ini menjadi bukti akan terkabulnya doa Nabi akan lahirnya generasi yang beriman di Thaif. Terkabulnya doa tidak harus segera, mungkin memakan masa  puluhan, bahkan ratusan tahun setelahnya.(kenang kembali peristiwa sedih nabi dibaling  batu oleh  penduduk Taif, apa jawapan baginda Rasulullah ketika malaikat tawarkan kepada baginda  agar  dibinasakan kaum itu?) "Maafkanlah mereka  sesungguhnya mereka tidak tahu, akan ada dari tulang sulbi mereka  generasi yang akan mentauhidkan Allah"
Allah mengingatkan bahawa Allah telah menolong kaum Muslimin di banyak sekali peristiwa dan peperangan, namun Allah juga mengkhususkan Perang Hunain.Tersiratnya, ada  ibrah dan pembahasan penting di dalam Perang Hunain.
Di Hunain, baru kali itu muslimin memiliki jumlah pasukan seramai 2 K (12.000) orang . Ada sebuah hadis (darjatnya masih ada perdebatan) yang menyebutkan bahawa jumlah 12K tidak akan dikalahkan oleh pasukan yang sedikit. Padahal, menurut Ibnu Hajar, jumlah musuh ketika itu sebenarnya juga lebih banyak, sekitar dua kali gandanya ( lebih kurang 25k)
Jika niat di  qalbu  telah menyimpang (berbangga dengan jumlah yang banyak), maka Allah akan memberikan peringatan. Padahal, pergeseran niat ini hanya dilakukan oleh sebahagian sahabat. Pendapat yang kuat pun menyebutkan bahawa sahabat yang niatnya menyimpang  itu ialah sahabat yang baru masuk Islam saat Fathu Makkah.
Pesan Umar pada Saad bin Abi Waqqash, 
“Allah memenangkan kita kerana ketakwaan kita dan kemaksiatan musuh kita. Jika kita melakukan kemaksiatan sama dengan musuh kita, maka kita pasti kalah kerana kekuatan mereka lebih besar dari kekuatan kita.”
Salah satu faktor yang membuat Bani Tsaqif dan Hawazin keluar menuju Hunain ialah fanatisme Arab setelah melihat Arab Quraisy dikalahkan tanpa pertumpahan darah ketika Fathul Makkah oleh Muslimin pimpinan Rasulullah SAW.
Malik bin Auf (pemimpin pasukan musuh) melakukan strategi perang yang aneh. Malik membawa serta seluruh harta, wanita, kambing, dan anak-anak di belakang pasukan. Tujuannya agar pasukan dapat berperang habis-habisan karena ada harta, wanita, dan anak-anak yang harus dilindunginya.
Hitung-hitungan manusia memang penting, namun bersandar kepada hitungan menjadi masalah. Buktinya, jumlah banyak yang muslimin banggakan itu tidak berguna sedikit pun. Jumlah muslimin yang banyak saat itu kucar-kacir. Di sekeliling Nabi saat itu hanya ada sekitar 12 orang, sisanya berlarian ke luar medan Hunain.
Melihat hal ini, Rasulullah memerintahkan  pak ciknya Abbas untuk memanggil mereka yang bergelimpangan melarikan  diri  itu.

Abbas ra. memanggil mereka dengan nama ‘kenangan’ keislaman mereka. 

Ya Ayyuhal Muhajirun, Ya Ayyuhal Anshar, wahai orang yang berbaiat ridhwan, wahai para ahli surat Al-Baqarah.”


Jika para sahabat melakukan kesalahan, mereka akan mudah diingatkan dan kembali ke jalan yang lurus. Akhirnya, merekapun kembali lagi ke medan Hunain, berperang bersama Nabi hingga Allah berikan kemenangan.
Jika para sahabat masuk ke medan Hunain yang pertama dengan niat yang bergeser, maka saat masuk ke medan Hunain yang kedua, para sahabat datang dengan niat yang lurus. Saat niat telah lurus, Allah pun menurunkan malaikat yang menolong muslimin.
Setelah peperangan dimenangkan muslimin, sebagian musuh berlarian menuju benteng Thaif. Khalid bin Walid pun mengepungnya bersama 1000 orang sahabat. 
Di Ji’ranah, sebagian Bani Tsaqif dan Hawazin masuk Islam. Termasuk Malik bin Auf yang diberikan 100 unta kerana keislamannya. Di Ji’ranah, Nabi pun membagikan fa’i (rampasan perang) dengan mengutamakan orang-orang Quraisy yang baru masuk Islam. Kebijakan Nabi ini menimbulkan pertanyaan muslimin di kalangan Ansor. Nabi pun menyelesaikan permasalahan ini dengan mengumpulkan kaum Ansor dan berkhutbah di hadapan mereka.
Dan begitulah, permasalahan di antara orang beriman selesai saat hatinya dipanggil dengan akhirat, bukan dengan dunia.

Comments

Popular posts from this blog

الرَّفِيقَ الأَعْلَى (Teman Sejati Di Langit)

Dialog Antara Haq dan Batil