Cinta Amir (pemimpin) kepada Da'i

Tersentuh hati membaca buku Syeikh Muhammad Ahmad Ar Rasyid yang bertajuk 'Hambatan-Hambatan Dakwah' terbitan Robbani Press.
Halaman  316-  menceritakan  betapa kasihnya seorang pemimpin kepada da'i yang amat dikasihinya, merendahkan dirinya menulis surat  agar sahabatnya   kembali   istiqomah di atas jalan dakwah dan tarbiyah..

Beliau mengisahkan sebuah kisah tentang nasihat seorang amir (pemimpin) kepada  anggotanya yang telah banyak beramal. Surat itu disambut dengan kerendahan hati, penuh sedar dan insaf dan diakhiri dengan meminta maaf..

Para ulul albab dan orang-orang yang mempunyai hati yang hidup mendapat 'ibrah dari kisah-kisah yang disampaikan  dan mereka yang bersalah akan menyedari kesalahannya dengan kisah itu sehingga ia dapat dijadikan sebagai teguran.

Kisah ini bermula dari suatu kesalahan yang diperbuat oleh seorang da'i, sedangkan sebelumnya ia adalah da'i yang sangat dicintai. Dengan kesalahan tersebut ia meninggalkan Jamaah, menanggalkan bai'atnya dan menyebarkan desas desus di sana sini, lalu ia dihukum oleh amirnya, ditegur dan diingatkan akan kehinaan dunia ini...
Sang amir menulis  surat kepadanya:

"Bismillahirahmannirrahim.
Segala puji marilah selalu kita ucapkan kepada Allah, Tuhan seru sekelian alam. Selawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi Penutup s.a.w.
Amma ba'du.
Wahai saudaraku, semoga Allah menunjukki kami dan juga anda. Di antara perkataan nasihat yang kita dengar dari kaum salaf yang pertama adalah bahawa apabila Allah  SWT mengkehendaki kebaikan kepada salah seorang hamba-Nya, maka Dia akan menjadikan pada dirinya 3 sifat mulia;
1. Mempunyai kefahaman (tsaqafah) dalam agama
2. Memiliki sifat zuhud terhadap dunia
3.  Mempunyai kemampuan melihat 'aib atau kekurangan dirinya sendiri

Pada hari ini, saya ingin agar kita saling berterus terang dan saling terbuka, dengan doa semoga setelah ini Allah akan memberimu petunjuk dan kemudahan, sehingga engkau dapat kembali ke lubuk asalmu, sehingga engkau dapat menjaga amal-amal yang telah engkau lakukan selama ini tetapi kini sedang terancam kemusnahan.

Saya mengajakmu kembali menyegarkan ingatanmu, jika boleh, pada asal muasal perselisihan ini dan berlaku jujur dengan hatimu dalam masalah ini. Tidakkah engkau perhatikan bahawa asal dari permasalahanmu adalah kerana sebuah bisikan isu yang disampaikan oleh seseorang ke telingamu, lalu kerana desas desus seperti itu, emosimu naik dan hatimu memanas.

Apakah engkau rela apabila hanya dengan  permasalahan seperti ini, engkau merampas kemerdekaan diri sendiri, lalu hatimu menjadi sempit ketika kami mengingat dan menegurmu?

Tentu tidak akan seperti ini, wahai saudaraku. Tentu tidak!
Hanya  kerana hasutan seorang penghasut yang jahat yang berjalan di antara kita,
Lalu kau membenarkannya. Mengapa tak kau dustakan penghasut itu?
Lalu kau putuskan tali persaudaraan antara kita, sedangkan barang siapa di antara pencinta  yang mentaati tukang hasut, maka ia berhak dicela.

Bahkan kami wajib menegur  dan mencelamu, kerana  kami tidak ingin menyerahkan dirimu pada syaitan secepat itu. Lalu sampaikan kepada saya:
Dengan mata tombak yang mana engkau menusuk kaum itu?
Sedangkan kau telah mencabut mata tombak yang tajam dari tombakmu

Sesungguhnya engkau telah mencabut ikatan amal jama'i dari tombakmu. Amal jama'i itu bukan hanya sebuah mata tombak yang tajam, akan tetapi ia adalah keseluruhan senjata yang  akan engkau gunakan untuk menyerang dan mengembara

Apakah engkau sudah menipu dirimu sendiri?
"Bagaimana mungkin engkau dapat melihat kotoran debu pada mata temanmu. Sedangkan kotoran matamu yang lebih besar tersembunyi bagimu"

Dengan demikian kita  akan saling hitung kesalahan-kesalahan kita yang tidak akan tersembunyi bagi seorang mujtahid. Sekiranya kami mengingatkan kesalahanmu satu demi satu, maka engkau tidak akan dapat bersuara..
Akan tetapi kami tidak merasa perlu menyingkapkan  padamu sebab-sebab dinginnya sikapmu. Namun kami hanya akan mengatakan "Apakah yang telah menimpamu sehingga engkau menyalahi kami dalam menempuh jalan dakwah mulia dan terang ini?

"Berhentilah  dan dengarlah, sedangkan engkau sudah ditegur oleh mursyid dan nashih"

Apakah engkau tidak menyedari kesesatanmu dan perselisihanmu ini?
Bahawa ia akan mengurangi jumlah para 'amilin (aktivis yang berkualiti tinggi), melemahkan semangat setiap da'i, melumpuhkan otot kekuatannya dan memberikan kegembiraan bagi para musuh?

Renungkanlah dan sedarilah sikapmu ini.
Demi Allah, sesungguhnya saya hanya berniat memperingatkan kamu, maka kembalilah ke jalan Allah dan lepaslah hawa nafsumu. Dan yakinlah bahawa harga dunia ini tanpa menjalankan  dakwah ini tidak lebih dari sebelah sayap lalat, bagi orang yang berakal yang merasakan nikmatnya perjuangan  dan pengorbanannya.

Apakah engkau memandang duniamu yang nikmat?! Sedangkan engkau mengiranya suatu  kepuasan yang lengkap, sedangkan ia lebih dekat pada kefanaan?! Atau engkau menyangkanya sebagai batu loncatan untuk naik, seakan-akan engkau jahil tentang kenyataan-kenyataan kehinaan?!
Ataukah pada dunia ini terdapat suatu hari yang dapat memastikan hari esok?
Tidak. Demi Allah, tidak! Akan tetapi kami  dan juga  anda, persis seperti apa yang dikatakan oleh penyair:
"Semua kita sedar akan kehinaan dunia"

Sesungguhnya engkau menyedari betapa murah dan rendahnya harga apa engkau lakukan dengan berani, bahawa ia adalah kehinaan, akan tetapi rasa  EGO telah membuat mata hatimu buram.

Sebenarnya masalah ini lebih kecil dari yang engkau kira, lalu orang yang menipumu yang menyebabkan engkau rela berdiam diri di rumahmu, kini tersingkap sudah kepalsuannya. Oleh kerana itu, bertaubatlah kamu nescaya kamu akan menemukan bahawa pintu dakwah ini terbuka lebar, dan semua bumi pijakannya adalah batu loncatan naik bagi orang-orang yang menginginkan ketinggian darjat.

Berlindunglah kepada Allah dari perselisihan wahai saudaraku, dan mintalah nasihat dari orang-orang yang ahli dalam bidangnya. Murnikanlah niatmu dari noda-noda yang melekat. Bertaqwalah kepada Allah ketika engkau sedang marah dan jauhkanlah dirimu dari masalah takwil (interpretasi) yang akan menyesatkan secara berangsur-angsur/

Hendaklah ruang sifat saling maaf lebih luas di dadamu dan apabila engkau ingin menegur para pemimpin, lakukan secara tertutup..

Bersungguh-sungguhlah dalam menyelamatkan dirimu. Lihatlah pada keburukan dirimu sendiri.Perhatikan kebenaran para da'i jika ada orang menghasutmu untuk memperhatikan kesalahan mereka. dan dasarilah pengorbanan juangmu atas perintah (instruksi) para pemimpinmu!
Cegahlah dan tahanlah dirimu dari pertengkaran, najwa dan pengkhianatan, lalu peliharalah telingamu dari mendengar isu dan desas desus.

Petiklah pelajaran dari sejarah masa lalu dan petiklah hikmah dari besarnya celaan syariat terhadap para Muhajirin yang kembali kepada kehidupan badwi. Sempurnakanlah sikapmu dalam kejujuran dan ketulusan dan sekali-kali janganlah engkau berdalih untuk berbuat salah dengan  alasan kekhilafan kaum salaf. Ketahuilah dan sedarilah bahawa Allah tidak akan memperbaiki perbuatan orang-orang yang berbuat kerosakan dan bahawa keperajuritan itu adalah jalan menuju kepemimpinan.

Waspadalah engkau terhadap tabiat akhir zaman yang diberitakan oleh Nabi saw. lalu takutlah apabila bumi dan kaum Mukminin tidak akan menerima orang-orang yang tidak mahu ikut berjuang (al Khawalif)

Jika tidak demikian..., maka kami akan mengucilkanmu.
Engkau...,engkaulah yang memulai.

Janganlah engkau putuskan sebuah teladan baik yang telah engkau tempuh, kerana orang pertama yang rela akan sebuah teladan adalah yang pertama menempuhnya. Barangkali engkau akan mencuba bekerja dengan  orang yang terlebih dahulu keluar dari jamaah, tetapi kamu tidak akan menemukan dari mereka itu kecuali hanya orang-orang yang kasar sikap perilakunya, ngawur dan pembuat bid'ah.
Jagalah HATI..usah dikotori..

Aku tidak menyaksikan ganti dari pencinta kita
Maka , carilah, cubalah, renungkanlah dan pertimbangkanlah..

Sebenarnya bagimu sudah cukup berjalan di jalan datar dan bercahaya, akan tetapi engkau sudah membebani dirimu sendiri dengan beban yang memberatkan dan engkau membuat dirimu dalam kesulitan sedangkan engkau sama sekali tidak perlu melakukan itu.

Berikut ini adalah nasihat terakhirku untukmu:
Dataran rendah adalah  jalan yang paling ringan untukmu
Maka, tinggalkanlah jalan yang berbelok itu
Jagalah lidahmu, maka dirimu akan terasa lega
Rasanya sudah cukup apa yang terjadi
Sungguh aku sudah menasihatimu, dan aku juga sudah mempertimbangkannya, setelah itu engkau disilakan memilih..
Wasalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Bersambung nanti balasan  dari da'i untuk amirnya...

Comments

Popular posts from this blog

الرَّفِيقَ الأَعْلَى (Teman Sejati Di Langit)

Dialog Antara Haq dan Batil