Usrah Baitul Dakwah 2

Murabbiku berpesan; "'Hari ini ada amal tetapi tiada hisab...hari esok (kiamat) adalah hari hisab, tiada lagi peluang beramal... Alangkah amannya dunia jika semua manusia yakin dengan adanya yaumul hisab..hari di mana segala amal dikira di padang Mahsyar... Dengan keimanan  kepada hari Akhirat, tiada manusia  yang berani  menindas dan menzalimi orang lain bahkan tersebarnya kasih sayang kerana  Allah seluas-luasnya.

Justeru itu betapa pentingnya  kita semua  mengikut  ajaran ar Rasul. Apa yang Rasul ketahui dan kita tidak ketahui?  Sehingga  jika kita mengetahui apa yang Rasul ketahui kita akan sedikit tertawa  dan banyak menangis....

Sabda Rasulullah  SAW yang bermaksud;
"Syurga dan neraka ditampakkan kepadaku, maka aku tidak melihat kebaikan dan keburukan  seperti hari ini. Seandainya kamu mengetahui apa yang  aku ketahui, kamu benar-benar akan sedikit tertawa  dan banyak menangis"

Anas bin Malik ra.~ Perawi hadis  ini mengatakan; "Tidaklah ada satu haripun yang lebih berat bagi para sahabat selain hari itu. mereka menutupi kepala mereka sambil menangis sesenggukan" (HR Muslim~ Juga  diriwayatkan oleh Imam Nawawi)
Sudah adakah kehalusan  jiwa kita semua seperti para sahabat, amat sensitive dan cepat terasa dengan apa yang Rasulullah SAW sampaikan kepada mereka tentang hari Akhirat.

Benar kata  murabbiku hari ini kita masih boleh beramal,  tiada  hisab...hari esok (selepas kematian yang akan menjemput kita bila-bila masa tanpa mengenal usia) hari hisab, tiada  lagi peluang beramal.. maka manfaatkanlah sepenuhnya sisa-sisa hidup  yang ada untuk meraih sebanyak mungkin keredhaan Allah..bukan keredhaan manusia.

Sehubungan itu ketika  mendapat berita yang cuba menakutkan umat Islam agar mereka 'memberontak' melayan  kerenah puak Thaghut   sedang 'ketawa besar' mempermainkan sentimen serta emosi umat Islam sedunia. Kebodohan mereka  menjatuhkan hukuman mati ke atas mangsa kezaliman mereka iaitu  Presiden  Mesir yang sebenarnya, Muhammad Mursi dan Prof Dr Yusuf Qardhawi, ulamak terbilang  kesayangan umat Islam sedunia akan melahirkan ribuan malah jutaan manusia lagi yang prihatin dan bakal  memeluk Islam.(Ulangan kisah Ghulam) 

Tuan punya badan yang  dihukum mati  langsung tidak takut  atau sedih, bagi mereka itu adalah satu kemuliaan di sisi Allah samada hidup mulia  atau mati syahid. Golongan Thaghut itu jahil tidak terasa Neraka melambai-lambai mereka dan mereka tidak mahu tahu bahawa syurga sedang menanti bakal para syuhada yang dizalimi.

Kata-kata semangat Mursi dan Mursyidul Am Ikhwanul Muslimin tidak gentar sama sekali menghadapi kematian bahkan bersedia sepenuhnya menemui Allah SWT dalam keadaan syahid.

 Kita bagaimana? Sudah bersediakah ?. Tidak puaskah kita tertawakan orang lain menunjukkan kejahilan sendiri? bahkan menangisi kehilangan makhluk dan takut menghadapi kematian...
"Ya Allah, hilangkanlah rasa ketakutan ini dan gantikanlah dengan mata yang banyak menangis rasa takut kehilangan redha-MU bahkan sentiasa rindu untuk bertemu dengan MU."
 
Allah izin kami dapat bincang bersama tentang kandungan buku 'Manajemen  Kematian" oleh Khozin Abu Faqih  yang  dipinjam dari perpustakaan MATRI. Memang tersentuh hati  membaca dan membincangkannya.

 
Untuk merasai nikmatnya menanti kematian juga  perlukan ilmu, kesedaran yang menyuburkan iman dan cara mengurus kehidupan agar sentiasa bermanfaat kepada  orang lain sebagai rahmantan lil alamin.
Jika  sekarang  kita  termasuk orang yang takut  menghadapi  kematian, pasti itu kerana  kita  belum faham beberapa hal tentang mati.

Pertama, takut pada kematian sesungguhnya bersifat kontraproduktif. Mulai dari rasa takut mengambil risiko, selalu gelisah, mudah kalah dalam perjuangan hidup, sampai  tersiksa  hingga akhirat.

Kedua, takut pada kematian sebenarnya boleh berubah menjadi sebaliknya bila mati kita lihat dari  perspektif  yang dijelaskan  oleh penulis buku ini. Mulai dari memahami   kepentingan  zikrul maut, petua-petua mempersiapkan mati, sampai  pada cara-cara meraih syahadah.
                                    Penyampaian  yang berkesan oleh Ustaz Khozin Abu Faqih
Mempersiapkan  diri sekarang juga adalah inti pati bukunya.
Manfaatkan  setiap detik waktu,
Tentukan priority  amal dalam hidup yang singkat ini,
Sentiasa  bermuhasabah, dan waspadai akhir hidup yang suram.


Membaca buku ini akan  menyedarkan kita  siapakah  yang layak  menikmati hidup dalam keredhaan Allah. Orang-orang seperti itu akan menjadi sangat produktif kerana  sangat  menghargai detik demi detik waktu yang dilalui. Orang-orang seperti itu akan membayar tiap tarikan nafas yang dianugerahi dengan melakukan sesuatu yang sangat bermanfaat untuk ummah seluruhanya.

Penulis mengetengahkan pandangan Ibn Qaiyyim al Jauzi;
"Orang berakal adalah orang yang mengetahui bahawa dunia ini tidak diciptakan  untuk bersenang-senang semat-mata sehingga merasa puas dalam menggunakan waktu untuk segala hal"

 
"Pada hakikatnya  waktu yang dimiliki manusia adalah usianya dan modal dasar untuk kehidupannya yang sempit didalam siksaan  yang pedih. Waktu itu berlalu seperti berlalunya  awan. Sesiapa yang menggunakannya untuk mentaati Allah dan melaksanakan aturan-Nya, maka itulah kehidupannya. Jika sebaliknya tidak manfaatkan waktu  mengikut aturan Allah , ia ibarat binatang ternak. maka kematian adalah lebih baik baginya"

Ibn Mas'ud r.a berpesan
"Saya tidak pernah menyesal melebihi penyesalanku pada hari tenggelam padanya dan umurku berkurang dengannya, sementara amal (kebaikan) ku tidak bertambah padanya"

 
Wasiat kedua daripada sepuluh wasiat Hasan al-bana;
"Bacalah al-Qur'an, kajilah ilmu dan dengarkan hal-haal yang bermanfaat atau berzikirlah kepada Allah. jangan gunakan sedikitpun waktumu dalam hal-hal yang tidak bermanfaat"


Wasiatnya yang ke-10
"Kewajipan itu lebih banyak dari waktu yang tersedia. kerana itu bantulah orang lain untuk memanfaatkan waktunya dan apabila anda memiliki urusan (dunia) maka persingkatlah dalam menyelesaikannya"
 

Khatib al-Baghdadi meriwayatkan dari Abdullah bin Abbas r.a bahawa ia berkata;
"Ilmu itu amat banyak dan hatimu tidak akan mampu menguasai seluruhnya. Kerana itu, carilah yang  paling baik darinya.

Tidakkah anda memperhatikan bahawa Allah berfirman ;

"Dan orang-orang yang menjauhi thaghut, tidak menyembahnya dan kembali kepada Allah, bagi mereka  berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-KU yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya.Mereka itulah orang-orang yang diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal"   (surah az-Zumar :17-18)

Focus sepenuhnya  segala kemahiran yang ada untuk menyiapkan projek demi ummah  dan generasi pewaris  kita..Insya Allah

Hayatilah sepenuh hati slogan berikut;
Allahu goyatuna (Allah tujuan kami),
Ar Rasul qudwatuna (Rasulullah SAW tauladan kami),
Al Quran dusturuna (Al Qur’an penuntun kami),
Jihad sabiluna (Jihad jalan kami),
Syahid asma ’amalina  (Syahid cita kami tertinggi).
 
Inilah lima semboyan kaum muslimin yang perlu kita segarkan kembali. Kebanyakan kita masih kabur, tidak yakin, ragu-ragu atau tidak berani mengaplikasikannya dua  yang terakhir. Murabbiku meluahkan rasa hati, "kalau orang tak tahu apa yang kita buat ini adalah untuk ummah, mereka kata kita membazir masa demi orang lain...." Wallahu alam..Tepuk dada, tanyalah IMAN masing-masing.
 

Comments

Popular posts from this blog

الرَّفِيقَ الأَعْلَى (Teman Sejati Di Langit)

Dialog Antara Haq dan Batil